Bagaimana berteman dengan non-Muslim?

Having Friendship with Non-Muslim?

Ikatan pertemanan adalah salah satu factor pengaruh besar dalam metal kita. Pengaruh ini seperti hal-hal lainnya bisa berupa negative maupun positif.  Sebuah pepatah mengatakan: “Tell me who your friends are and I will tell you who you are”.

            Dalam islam, Allah berfirman

لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (Q.S Ali Imran [28])

Dari ayat-ayat yang tertera dalam Al-Qur’at point yang paling terlihat adalah dimana bagi kita para muslim/ah dilarang untuk berakrab dengan para kafir atau non-muslim. Jadi bagaimanakah cara seorang muslim berteman dengan orang-orang non-muslim?

Dari kisah Rasulullah bisa kita ketahui bersama bagaimana beliau hidup dan berinteraksi dengan para non-muslim dengan damai ketika beliau masih di Mekkah. Rasulullah membeli dan menjual dengan mereka; mengunjungi ketika ada yang sakit; bahkan para non-muslim mempercayakan barang kepunyaan mereka kepada Rasulullah. Karena inilah mereka memanggil Rasulullah Al-Amin atau yang terpercaya.

Dari hal diatas, berdasarkan etis dan kesusilaan. Rasulullah tidak membeda-bedakan orang dengan ras, agama, tingkat sosail ataupun keadaan ekonomi. Di Madinah Rasulullah juga seperti itu terhadap kaum yahudi dan non-muslim lainnya.

Banyak hadits yang menekankan untuk menjaga diri ketika bergaul dengan non-Muslim maupun orang-orang yang memiliki sikap buruk.

“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud)

Janganlah bersahabat kecuali dengan orang beriman. Janganlah yang memakan makananmu melainkan orang bertakwa.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Allah sendiri tidak melarang kita untuk untuk bersikap baik dan adil bagi non-Muslim

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Jadi berteman dengan non-Muslim bukanlah dilarang, selama kita tidak menjadikan mereka pilihan pertama kita dalam hal pimpinan, ataupun hal lainnya. Dan juga selama teman kita non-Mulim tersebut tidaklah mencoba menjatuhkan dan menjelekkan agama Islam. Berteman dengan non-Muslim juga bukan berarti bisa mengikuti kegiatan-kegiatan mereka yang dalam Islam tidak diperbolehkan. Apa saja kira-kira hal-hal yang todak diperbolehkan ketika bergaul dengan non-Muslim.

Dibawah ini merupakan beberapa perkara-perkara yang dilarang dalam menjalin pertemanan dengan non-muslim yang bisa saya temukan:

Ø  Tidak boleh mengikuti agamanya

Hal tersebut tentu mencakup semua ritual dan kepercayaannya. Seperti yang sudah di point-kan dalam Al-Qur’an

إنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Q.S Ali Imran 19)

Juga dalam Surah Ali Imran ayat: 85

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Ø  Tidak boleh membantu no Muslim menghancurkan serta merendahkan Islam.

Bukanlah ia orang muslim bila membawa keburukan dalam Islam itu sendiri

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Maidah ayat 85:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.”

Ø  Tidak merayakan ataupun menghadiri perayaan kaum non-Muslim

وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Q.S Al- Furqaan ayat 72)

Ø  Tidak boleh menjadikannya teman dekat, pemimpin dan rang keercayaan.

Disini berarti dilaranglah bagi kita para Muslim untuk bersahabat dengan non-Muslim. bersahabat disini adalah teman yang dahulukan, teman pertama yang kita minta bantu atau memberi bantuan dan hak-hak tersebut tentunya dilarang diberikan kebada seorang non-Muslim

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”

Ø  Tidak memakan sembelihan mereka

Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-An’am: 121 yang menjelaskan bahwa sembelihan yang tidak menggunakan nama Allah dilarang untuk dimakan.

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” (QS. Al An’am: 121)

 

References:

Al-Quran

https://muslim.or.id/29520-ringkasan-hal-hal-yang-boleh-dan-tidak-boleh-terhadap-non-muslim.html

https://rumaysho.com/9370-teman-non-muslim.html

 


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Manfaat Agama Bagi Kesehatan

Pemberdayaan Perekonomian di Era New Normal